Cara minta maaf yang baik – Sebagai mahasiswa kita sering tiba-tiba minta maaf. Kesalahan sepele pun minta maaf. Alhasil, bukannya sedikit-sedikit jadi bukit, malah sedikit-sedikit “maaf pak🙏🙏”
Minta maaf memang diperlukan kalo kamu punya kesalahan besar, tapi apakah perlu sedikit-sedikit minta maaf? Yuk lanjut baca artikel ini supaya kamu tau kapan harus minta maaf, dan bagaimana cara terefektif buat minta maaf!
Daftar Isi
Kapan harus minta maaf dan kapan terima kasih
Masyarakat indonesia emang sudah dikenal sama kesopanan, dan keramahannya. Kalo udah kena masalah, apalagi sama orang yang “jabatannya” lebih tinggi kita bakal sering minta maaf.
Misalkan kayak mahasiswa ke dosen, karyawan ke atasan, perusahaan/bisnis ke netizen juga termasuk. Tapi, sebenernya perlukah minta maaf yang berlebihan cuma buat memuaskan hati orang lain?

Faktanya, cara minta maaf yang baik adalah dengan berterima kasih, dan mengapresiasi orang yang sudah mengingatkan kamu.Ha gimana tuh? Jadi, penelitian yang dilakukan sama You, Yang, Wang, dan Deng (2019) udah nunjukkin gimana efek dari minta maaf, dibanding apresiasi.
Dari penelitian mereka, apology atau minta maaf memang berefek menurunkan emosi, dan menaikkan tingkat percaya diri penerima. Tapi, efek dari pemberian maaf ini adalah sebuah organisasi, atau perusahaan bisa-bisa dicap jelek dimata orang lain.
Hasilnya, walaupun kamu udah minta maaf, banyak pihak yang bakal tetap melihat keburukan yang ada di dirimu. Di lain sisi, mengapresiasi adalah cara terbaik menurut You, dkk. Misalkan, ada orang yang komplain tentang caramu melayani pelanggan.
Kamu bisa bilang “terima kasih, pak/bu atas masukannya.” Dengan melakukan ini, kamu bakal menghighlight kontribusi yang mereka berikan buat membantu kamu berkembang.
Soalnya, waktu minta maaf, yang ada dipikiran orang yang menerima adalah kamu salah. Tapi, dengan mengapresiasi, mereka bakal terfokus sama diri mereka. “Terima kasih, saran bapak.” Kalimat ini ga menghighlight sama sekali dirimu yang berbuat salah, tapi fokus ke apa yang dilakukan orang penerima.
Hal kayak gini bisa terjadi karena orang-orang cenderung mau lihat gambaran positif dari diri mereka masing-masing.

Cara minta maaf yang baik
Sesuatu yang berlebihan emang ga bagus, di beberapa kesempatan kamu juga harus tetap minta maaf. Kalau kamu harus minta maaf, coba deh lakuin hal-hal ini.

1. Minta maaf dengan tulus
Belum lama ini viral seorang panitia meriview motor pabrikan Ducati di sirkuit Mandalika, Lombok. Orang itu memang udah minta maaf ke publik tapi, banyak orang menilai cara minta maafnya ga tulus, dan terkesan menyepelekan.
Akhirnya, banyak orang yang kecewa dan merasa malu. Cara minta maaf yang baik pertama adalah dengan meminta maaf secara tulus. Gunakan hati kamu, dan nyatakan kalau kamu menyesal telah melakukan hal tersebut,
Misalkan kamu melakukan hal yang sudah merugikan orang lain, kayak ga sengaja menabrak kucing temanmu, Coba posisikan dirimu sebagai temanmu yang kehilangan kucing kesayangannya.
2. Refleksikan apa yang sudah kamu perbuat
Salah satu cara minta maaf yang baik adalah dengan merefleksikan perbuatanmu. Dengan merefleksikan perbuatanmu, kamu bakal sadar sama apa yang sudah kamu perbuat. Refleksi juga berguna buat meningkatkan awareness kamu dengan diri sendiri.
Ga cuma buat minta maaf, setiap hari kamu juga bisa merefleksikan kegiatanmu, supaya kamu bisa jadi orang yang makin baik, dan bersyukur. Buat refleksi, kamu juga bisa baca mantra ini dan ulangi!
“Terima kasih diriku yang sudah berusaha sejauh ini, terima kasih Tuhan atas apa yang telah Engkau berikan.”
3. Evaluasi
Langkah terakhir dari cara minta maaf yang baik adalah dengan mengevaluasi dirimu sendiri. Waktu kamu minta maaf, pastikan kamu pikirkan gimana caranya kamu ga bakal ulang perbuatanmu. Siapa yang ga kesel kalo ada orang yang udah minta maaf, tapi masih mengulangi perbuatannya?
Buat menghindari ini, kamu harus evaluasi yaa!
Cara minta maaf dan komunikasi ke dosen via WhatsApp

Kalau tadi kita udah ngebahas gimana cara minta maaf yang baik, sekarang kita bakal bahas cara minta maaf ke dosen lewat WhatsApp.
Minta maaf ke dosen kadang jadi sesuatu yang mengerikan, apa lagi kalo dosennya killer 😊. Bisa-bisa langsung ngefek ke nilai, parah abis!
Dengan mengaplikasikan apa yang udah kita bahas di atas, yuk kita coba terapi tatacara minta maaf ke dosen yang baik dan benar. Eits ada bonusnya nih kalau kamu mau komunikasi via WhatsApp sama dosen.
WhatsApp emang udah sering jadi media buat mahasiswa dan dosen berkomunikasi. Mungkin kalau balik ke sebelum tahun 2010an komunikasi pake WhatsApp atau SMS dianggap ga sopan.
Tapi, zaman udah berubah, dan akhirnya banyak komunikasi yang pake aplikasi satu ini. Akibatnya, banyak mahasiswa yang memilih buat komunikasi, bahkan minta maaf ke dosen via WhatsApp.
Walau pun udah serba gampang, tapi kamu tetep ga boleh ngegampangin atau menyepelekan etika ya! Berikut beberapa cara berkomunikasi hingga cara minta maaf ke dosen yang baik.
1. Sebelum minta maaf atau berkomunikasi, perkenalan diri di awal percakapan
Sebelum minta maaf atau berkomunikasi ke dosen, pastikan kamu memperkenalkan dirimu dulu. Banyak dosen yang mengeluhkan kalau mereka dapet WhatsApp tanpa nama. Hal sekecil ini bagi beberapa dosen cenderung mengganggu atau bahkan dianggap ga sopan.
Jadi, pastikan kamu perkenalkan dirimu dulu, lalu baru jelaskan maksud mengapa kamu menghubungi beliau. Contohnya bisa kamu liat di bawah.
“Halo selamat pagi, Pak A. Perkenalkan saya B mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 6” Baru, kalo udah kenalin diri kamu bisa mulai masuk ke topik pembicaraan.
2. Tetap pakai bahasa baku
Berkomunikasi via WhatsApp memang udah jadi hal yang lumrah. Tapi, kamu tetap harus pakai bahasa baku. Mengingat orang yang kamu hubungi adalah akademisi.
Selain itu, pake bahasa baku juga menunjukkan kalau kamu menghormati orang tersebut.
3. Perhatikan jam kerja
Eits karena kamu bisa pakai WhatsApp kapan pun, dan di mana pun bukan berarti kamu bisa menghubungi dan mohon maaf ke dosen kapan pun ya!
Ingat, mereka juga manusia yang punya kesibukannya masing-masing. Jadi, pastikan kamu menghubungi dosenmu sesuai jam kerja mereka.
Hindari juga menghubungi dosen pada hari sabtu-minggu, atau tanggal merah, kecuali kamu sudah mendapat persetujuan mereka.
4. Bukan berarti ga suka, jangan harap fast response dan dijawab detail
Sering kali ada mahasiswa yang mohon maaf atau menghubungi dosen, tapi lama dibalesnya, atau dijawab hanya sekedar “ok” “ya” aja.
Kalau kamu dapat jawaban kayak gitu, jangan sedih, karena bukan berarti mereka ga nerima permintaan maaf kamu, atau menolak keberadaan mu.
5. Jangan lupa berterima kasih
Cara minta maaf ke dosen dan menghubungi mereka yang terakhir adalah jangan lupa berterima kasih. Menurut penelitian, berterima kasih berarti kamu mengapresiasi si penerima terima kasih.
Jadi, mereka akan puas akan diri mereka sendiri karena kamu sudah apresiasi.
Itu tadi 5 cara meminta maaf kepada dosen lewat wa jadi, apakah kamu sudah mengevaluasi bagaimana caramu meminta maaf?
Contoh cara menghubungi dosen lewat WhatsApp
Buat sebagian mahasiswa, memilih kata kata meminta maaf kepada dosen adalah hal yang sulit. Nah, disini ada beberapa contoh kalimat permohonan maaf kepada dosen yang bisa kamu pakai! Eits, tapi kamu harus paham yaa, kalau contoh ini ga selalu benar.
Jadi, semuanya kembali lagi ke bagaimana caramu meminta maaf, apakah sudah sesuai dengan norma atau belum.


Conclusion
Mohon maaf memang penting buat mencapai kedamaian. Tapi, kalau sudah berlebihan minta maaf juga bakal menjadikan personal brandingmu jelek. Orang-orang bakal selalu melihat keburukanmu, atau membicarakannya.
Maka dari itu, kamu bisa ganti “maaf” sama “terima kasih.” Efek dari ucapan ini adalah kamu bakal menyanjung si penerima, dan menciptakan image positif pada diri mereka.
Beberapa hal yang kamu bisa lakukan kalau mau mohon maaf adalah dengan mohon maaf dengan tulus, merefleksikan dirimu, dan evaluasi. Cara-cara tadi bisa kamu terapkan dalam bagaimana caramu meminta maaf, dan menjadikan kamu mahasiswa atau orang yang lebih baik.
Reference
You, Y., Yang, X., Wang, L., & Deng, X. (2020). When and Why Saying “Thank You” Is Better Than Saying “Sorry” in Redressing Service Failures: The Role of Self-Esteem. Journal of Marketing, 84(2), 133–150.