Mindset: Kunci Di Balik Kesuksesan Michael Jordan

Share This Post

Mindset, faktor keberhasilan yang lebih utama dari bakat. Menurut Carol Dweck, seorang psikolog asal AS ada dua macam pola pikir yang dimiliki setiap orang.

Fixed (pola pikir tetap) dan growth (pola pikir tumbuh) Ayo kita bahas bareng!

Fixed Mindset

ilustrasi fixed mindset
Foto: unsplash.com

Pola pikir yang pertama adalah fixed .(pola pikir tetap) Kayak namanya, orang-orang yang punya pola pikir tetap bakal selalu percaya dan ingin terlihat cerdas, dan berbakat.

Orang yang berpola pikir tetap cenderung menghindari tantangan dan usaha. Karena menurut mereka hasil dari sebuah tantangan akan berpotensi membuat mereka terlihat tidak cerdas.

Misalkan, Andi adalah seorang pemain bulu tangkis. Pelatihnya menantang Andi untuk melatih pukulan smash-nya dalam semalam. Tapi, Andi justru menolak, karena ia takut kalau pukulan smash-nya ga membaik, dan menunjukkan kalau ia tidak berbakat. Karena Andi merasa berbakat, dia merasa tidak perlu berlatih keras. Menurutnya, ia sudah terlahir untuk bermain bulu tangkis.

Oke, balik lagi ke pola pikir tetap, para pemilik pola pikir ini juga takut kalau ada orang lain yang lebih sukses dari dirinya. Supaya lebih paham tentang si fixed, kamu bisa baca cerita Pak Han Ji Pyeong ini.

Suatu hari Han Ji Pyeong gagal menilai prospek suatu perusahaan. Ia salah melakukan investasi sehingga mengalami kerugian yang cukup besar.

grafik pasar modal
Foto: unsplash.com

Pak Han mau curhat dengan Nam Do San tentang kerugian yang ia alami. Tetapi sialnya ia tidak mendapat sinyal untuk menghubungi teman nya itu.

Karena Pak Han berpola pikir tetap, waktu mengalami hari yang sial, Pak Han merasa gagal besar dalam hidupnya. kedepannya, Pak Han juga ngga mau belajar dari kesalahan, doi malah minum Soju dan teler. seolah-olah dunia udah berakhir.

Growth Mindset

Kebalikan dari fixed, mereka yang memiliki growth (pola pikir tumbuh) punya kemauan untuk belajar dan memperbaiki diri yang kuat. Selain itu mereka juga suka tantangan.

Pemilik pola pikir ini juga melihat usaha sebagai cara untuk berhasil, mereka juga belajar dari keberhasilan orang lain. Supaya lebih paham, kamu bisa simak cerita Pak Han tadi

Ga kayak yang sebelumnya, sekarang Pak Han punya pola pikir tumbuh. Waktu gagal membaca prospek perusahaan, doi bakal merasa kurang belajar.

growth mindset membuatmu lebih giat berusaha
Foto: unsplash.com

Pak Han bakal bilang “oh oke berarti gue kurang teliti, next time gue harus teliti.” Dibanding teler minum soju, doi memilih buat ngopi dan belajar bareng investor lain, hasilnya? cuan boss ku!

grafik mindset oleh Nigel Holmes
Grafik: Nigel Holmes

“Each person has a unique genetic endowment, but it’s clear that experience, training, and personal effort take them to the rest of the way.”

Carol Dweck.

Studi Tentang Mindset

ilmuan sedang menulis di papan tulis
Foto: unsplash.com

Dua orang ilmuan, Robert Wood dan Albert Bandura (1989) dalam Dweck (2017) melakukan riset dengan mahasiswa bisnis. Para mahasiswa diberikan tugas sulit, mereka harus menjalankan bisnis furnitur. Yang tentunya membutuhkan solusi untuk memecahkan masalah bisnis.

Untuk menemukan solusi terbaik, mereka meminta feedback dan melakukan revisi akan keputusan yang dibuat. Para ilmuan membagi mahasiswa tersebut kedalam dua kelompok. satu kelompok fixed dan satu growth.

Nantinya, kelompok fixed akan diberitahu kalo tugas yang diberikan mengukur kemampuan mereka. Semakin tinggi kemampuan mereka makin baik juga performanya.

Sementara kelompok growth diberitahu kalo kemampuan manajemen bisnis itu dikembangkan lewat latihan. Mereka juga dapet kesempatan buat memperkuat kemampuan lewat tugas yang akan diberikan.

Tugas yang diberikan ke dua kelompok mahasiswa tersebut sangat sulit. soalnya mereka harus memenuhi standar produksi yang tinggi. Dipercobaan pertama mereka dalam menemukan solusi, mereka semua gagal.

Kelompok fixed ga belajar apapun dari feedback yang diberikan dan dari kesalahan yang mereka buat. Soalnya, menurut mereka kesalahan dan feedback adalah hal memalukan karena menunjukkan kalo mereka ga jago di bidangnya.

Sebaliknya, kelompok growth terus belajar. mereka segera melihat kesalahan, menggunakan feedback dan mengubah strategi mereka.Hingga akhirnya mereka menemukan cara terbaik buat memotivasi pekerja mereka supaya jadi lebih produktif. Yang berarti peningkatan produksi dibanding kelompok fixed.

Michael Jordan dan Mindset

mindset, michael jordan, dan basket
Foto: unsplash.com

Michael Jordan! siapa yang ga kenal sama bapak pemain basket satu ini. Nyatanya, beliau bukan seorang pemain yang natural. Namanya dikenal karena beliau merupakan atlet paling pekerja keras, mungkin dalam sejarah olahraga.

Dulunya, Pak Jordan sempat di keluarkan dari regu universitas, dia ga direkrut oleh tim yang ia inginkan (North Carolina State) Pak Jordan juga gagal menjadi pemain NBA di dua tim berbeda.

Setiap pagi Pak Jordan berangkat latihan jam 6 pagi. Ia terus berfokus kepada kelemahanya. pelatihnya tercengan melihat kegigihan Pak Jordan. Suatu ketika, setelah timnya kalah dalam sebuah pertandingan, Pak Jordan pergi melatih shots-nya selama berjam-jam. Ia juga move on dan bersiap untuk tahun berikutnya.

Setelah Ia berhasil menjadi sang jenius atletik dan sukses, Pak Jordan tetap berlatih dengan mantap. Seorang asisten pelatih Chicago Bulls John Bach, menyebut Pak Jordan sebagai “a genius who constantly wants to upgrade his genius.”

Bagi Pak Jordan, sukses datang dari pikiran. sementara orang lain melihat kesempurnaan fisik (bawaan) yang membuat Michael Jordan maju menuju kesuksesanya.

“The mental toughness and the heart are a lot stronger than some of the physical advantages you might have. I’ve always said that and I’ve always believed that.”

Michael Jordan.

Perjalanan Merubah Mindset

seseorang sedang melakukan perjalanan menggunakan mobil
Foto: unsplash.com

Dalam bukunya, Bu Carol Dweck juga menambahkan satu chapter khusus supaya kamu bisa merubah mindset. Sebenarnya banyak yang merubah mindset mereka tapi dengan cara atau pandangan yang salah. Nah, dari sinilah diadakan satu chapter untuk “meluruskan” cara merubah pola pikir.

Perjalanan Merubah Mindset Pertama

Di step 1, Bu Dweck justru mau kamu buat memeluk fixed mindset. Jujur, kita semua punya campuran dari kedua pola pikri pastinya. Menurut Bu Dweck, kita harus tau akan hal ini.

seorang ayah memeluk anaknya
Foto: unsplash.com

Punya pola pikir tetap bukan hal memalukan. kita hanya manusia biasa! Tapi, walaupun kamu harus terima kalo ada fixed mindset di diri kamu, kamu tetap ga boleh terima banyaknya kerusakan yang bisa disebabkan sama si fixed mindset. (misalkan: mencegah kamu untuk berusaha)

Perjalanan Merubah Mindset Kedua

Lanjut ke step 2, disini kamu diminta buat sadar akan hal yang dapat memicu pola pikir fixed kita. Misalkan, bisa jadi pikiran fixed mindset datang waktu kita terus gagal, “dahlah nyerah aje, lo cuma malu-maluin diri lo.”

seorang pria sedang sedih
Foto: unsplash.com

Atau mungkin kamu bertemu orang yang lebih di area yang kamu suka. Mungkin kamu bakal benci orang itu, atau jadi minder karena kamu ga bisa se-jago dia.

Coba deh pikirin, kapan terakhir kali kamu ke-trigger sama pola pikir ini? Apa yang dibisikin sama dia Bagaimana perasaan kamu? Setelah tau apa yang memicu pola pikir itu, jangan judge pikiran mu, tapi amati!

Perjalanan Merubah Mindset Ketiga

Step 3! Di step ke-3 ini Bu Dweck menyarankan kamu untuk menamai pikiran-pikiran fixed mindset. Jadi, Bu Dweck sudah mencoba hal ini ke mahasiswa baru di Stanford. Bu Dweck meminta mereka untuk menggambarkan pola pikir mereka.Kali ini Bu Dweck meminta mereka untuk memberi nama pikiran fixed mindset mereka.

Seorang pria sedang berfikir di depan laptop
Foto: unsplash.com

Misalkan: Kenalkan! ini si Bambang. Persona fixed mindset gue yang cerdik, dan sombong. Bambang benci banget sama kerja keras! Buat doi, kerja keras ada cuma buat orang yang ga berbakat.

Hasilnya? tidak ada mahasiswa yang menyatakan kalau mereka ga punya pemicu pikiran fixed mindset! Hal ini memudahkan mereka dalam menuliskan atau memetakan fixed mindset mereka, pemicunya, dan impact-nya.

Perjalanan Merubah Mindset Keempat

Di step terakhir, Bu Dweck mau kamu buat mengedukasi diri, dan lanjutkan perjalanan. Ketika menghadapi halangan, ada kemungkinan fixed mindset muncul. Jangan halangi atau larang, pikirkan gimana kita bisa belajar dari halangan itu dan maju.

growth mindset, belajar lebih giat
Foto: unsplash.com

fixed mindset ada untuk melindungi kamu agar tetap aman. Tapi, fixed mindset juga dapat berubah menjadi sangat membatasi kamu dalam melakukan sesuatu.

Jadi, mengedukasi mindset kita kedalam mindset baru, growth mindset dapat mendukung kita dalam hal menghadapi tantangan. Serta membuat kita “melekat” pada tantangan, juga memungkinkan kita untuk bangun ketika jatuh menghadapi kegagalan. Kamu juga bisa bantu orang lain untuk tumbuh pakai cara ini.

Conclusion

Bakat memang dimiliki setiap orang di dunia, tapi pola pikir dan kerja keraslah yang akan menyempurnakan bakat. Dengan tumbuh, dan usaha maka kamu akan mencapai apa yang kamu inginkan.

Walaupun fixed mindset adalah pola pikir yang buruk, tapi mindset tersebut ada supaya kita bisa tetap aman. Pada akhirnya, berkembang menjadi lebih baik secara terus menerus adalah cara terbaik untuk menuju keberhasilan.

Referensi

Dweck, C. (2017) Mindset: Changing The Way You Think to Fulfil Your Potential. London: Robinson

#GlowUp Bareng yuk

Level up dirimu dengan subscribe

Lanjut baca